Cash Flow




CASH FLOW







Nama
: kRISTOFORUS AGI RADITYA
NPM
: 13416959
Kelas
: 3IB01B
mATA KULIAH
: EKONOMI TEKNIK #
DOSEN
: MUDRIKA, S, KOM, M. T,




EKONOMI TEKNIK
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018/2019




Laporan cash flow atau disebut laporan arus kas adalah laporan keuangan yang isinya tentang penerimaan dan pengeluaran kas dalam sebuah perusahaan pada waktu periode tertentu. Dengan adanya laporan cash flow ini kita akan bisa mengetahui tentang keuangan dari perusahaan apakah sedang untung ataukah rugi.

Untuk bisa membuat laporan cash flow membutuhkan semua catatan tentang penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dalam periode tertentu. Arus kas yang keluar adalah yang termasuk semua beban-beban yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Di akhir laporan cash flow, manajemen bisa menilai posisi keuangan perusahaan, apakah ada keuntungan atau minus.

Elemen Cash Flow
Sebelum Anda membuat laporan cash flow, Anda perlu mengetahui tiga elemen penting dalam cash flow, yaitu:
a. Arus kas dari kegiatan bisnis (operating activities)
Arus kas yang pertama ini adalah arus kas yang berasal dari kegiatan bisnis baik pemasukan atau pengeluaran. Contohnya: penerima dari konsumen, membayar gaji bulanan, bayar listrik, dan lain sebagainya.
b. Arus kas dari kegiatan investasi (investing activity)
Arus kas ini berasal dari kegiatan investasi perusahaan baik itu pemasukan atau pengeluaran. Kegiatan yang masuk ke dalam investasi ini adalah aktivitas penjualan dan pembelian dari aktiva perusahaan dan kegiatan yang ada hubungannya dengan piutang perusahaan. Contohnya: pembelian kendaraan baru.
c. Arus kas dari kegiatan pendanaan (financing activities)
Arus kas yang ketiga ini adalah arus kas yang asalnya dari pendanaan yang didapatkan oleh perusahaan. Contohnya: emisi saham, penjualan obligasi, dan lain sebagainya.

Jenis Cash Flow :

1.     Operating Cash Flow adalah kas yang timbul dari kegiatan operasional perusahaan yang berkaitan dengan penerimaan, pengeluaran, pendapatan dan biaya-biaya. Kas inilah yang menggambarkan bagaimana perusahaan mendapatkan profit dan mengubahnya menjadi kas. Contoh: penjualan tunai, uang muka, hutang lancar, pembelian inventori, pembayaran biaya operasional (listrik, telepon, air), pengiriman barang, gaji pegawai dan lain-lain. Jika OCF positif (+) artinya perusahaan sehat, jika negatif (-) artinya perusahaan sakit atau bleeding. 

2.     Investing Cash Flow (ICF) Investing Cash Flow adalah kas yang muncul dari kegiatan investasi atau yang berkaitan dengan jual-beli aset. Contoh: jual-beli property perusahaan, jual-beli saham perusahaan lain, reksadana, deposito, emas dan-lain-lain. Jika ICF positf (+) artinya uang masuk ke perusahaan. Jika ICF negatif (-) artinya uang keluar dari perusahaan. ICF yang positif terus-menerus justru sebetulnya kurang baik sebab itu artinya pemegang saham/owner harus terus menyetor modal untuk membiayai perusahaan. ICF negatif (-)  terus menerus justru bagus sebab artinya perusahaan menghasilkan uang untuk para pemegang saham. 


3.     Financing Cash Flow (FCF) Financing Cash Flow adalah kas yang muncul dari kegiatan hutang dari pihak lain. Contohnya pinjaman dari bank, pinjaman dari rentenir, pinjaman dari koperasi, dan pembayaran pokok hutang-hutang tersebut. Financing Cash Flow dikatakan positif jika menerima hutang dan negatif jika membayar hutang. Namun Financing Cash Flow dikatakan baik jika menimbulkan dampak OCF yang positif, artinya uang yang masuk dari hutang menimbulkan peningkatan pendapatan. Sehingga perusahaan bisa membayar hutangnya. Sebaliknya, jika OCF negatif, artinya berbahaya sebab uang yang masuk tidak menimbulkan keuntungan. Sehingga perusahaan belum bisa membayar hutangnya.  
Metode Cash Flow
Dalam penyusunan cash flow, ada dua metode yang digunakan yaitu metode langsung (Direct Cash Flow) dan metode tidak langsung (Indirect Cash Flow). Tetapi pada kesempatan hari ini kita akan membahas bagaimana cara membuat laporan cash flow dengan metode tidak langsung dengan disertai contohnya. Langkah yang pertama dalam membuat cash flow adalah memastikan bahwa sudah memiliki dua sumber data yang akan digunakan, yaitu:
- Laporan rugi laba periode berjalan.
- Neraca periode yang sedang berjalan dengan neraca periode tahun sebelumnya.
Agar lebih jelasnya berikut contoh dalam penyusunan dalam Laporan Arus Kas Tahun 2017.
a. Langkah 1: Data Laporan Rugi Laba Tahun 2017
Perhatikan contoh laporan rugi laba tahun 2017 berikut dari PT Piatto Indonesia
PT. Piatto Indonesia
Laporan Laba-Rugi
01/01/2017 - 31/12/2017
Penjualan
75,000,000
Harga Pokok Penjualan
36,000,000
Laba Kotor
39,000,000


Beban Pemasaran
6,000,000
Beban Administrasi dan Umum
8,000,000
Beban Listrik Air telepon
5,200,000
Beban Penyusutan Kendaraan
400,000
Beban Penyusutan gedung
400,000
Total Beban Usaha
20,000,000
Laba Periode ini
19,000,000


Kita bisa melihat bahwa pada tahun 2017 PT Piatto Indonesia mendapatkan keuntungan atau laba senilai Rp19.000.000.
b. Langkah 2: Mengumpulkan Data Neraca Tahun 2016 dan 2017
Laporan Neraca Tahun 2016
PT Piatto Indonesia
Neraca
Tahun 2016
AKTIVA

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

AKTIVA LANCAR

KEWAJIBAN

Kas
8,000,000
Utang Dagang
30,000,000
Piutang Dagang
16,000,000
Utang Sewa
20,000,000
Cadangan Kerugian Piutang
(800,000)
Utang Bank
60,000,000
Perlengkapan
3,000,000
TOTAL UTANG
110,000,000
Persediaan Barang
10,000,000

AKTIVA TETAP

EKUITAS

Kendaraan
20,000,000
Modal
11,000,000
Akum. Penyusutan Kendaraan
(1,600,000)
Prive
0
Gedung
40,000,000
Laba/Rugi Periode ini
0
Akum. Penyusutan Gedung
(3,600,000)
TOTAL EKUITAS
11,000,000
Tanah
30,000,000
Total AKTIVA
121,000,000
TOTAL KEWAJIBAN & EKUITAS
121,000,000

 
Laporan Neraca Tahun 2017

PT Piatto Indonesia
Neraca
Tahun 2017
AKTIVA
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
AKTIVA LANCAR
KEWAJIBAN
Kas
4,000,000
Utang Dagang
20,000,000
Piutang Dagang
20,000,000
Utang Sewa
10,000,000
Cadangan Kerugian Piutang
(1,000,000)
Utang Bank
40,000,000
Perlengkapan
2,000,000
TOTAL UTANG
70,000,000
Persediaan Barang
14,000,000

AKTIVA TETAP
EKUITAS
Kendaraan
26,000,000
Modal
50,000,000
Akum. Penyusutan Kendaraan
(2,000,000)
Prive
(10,000,000)
Gedung
40,000,000
Laba/Rugi Periode ini
19,000,000
Akum. Penyusutan Gedung
(4,000,000)
TOTAL EKUITAS
59,000,000
Tanah
30,000,000
Total AKTIVA
129,000,000
TOTAL KEWAJIBAN & EKUITAS
129,000,000

c. Langkah 3: Membandingkan Kedua Neraca

PT Piatto Indonesia
Neraca
Tahun 2016 & 2017
Tahun
2017
2016
Net Change
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas
4,000,000
8,000,000
(4,000,000)
Piutang Dagang
20,000,000
16,000,000
4,000,000
Cadangan Kerugian Piutang
(1,000,000)
(800,000)
(200,000)
Perlengkapan
2,000,000
3,000,000
(1,000,000)
Persediaan Barang
14,000,000
10,000,000
4,000,000

AKTIVA TETAP



Kendaraan
26,000,000
20,000,000
6,000,000
Akum. Penyusutan Kendaraan
(2,000,000)
(1,600,000)
(400,000)
Gedung
40,000,000
40,000,000
0
Akum. Penyusutan Gedung
(4,000,000)
(3,600,000)
(400,000)
Tanah
30,000,000
30,000,000
0
Total AKTIVA
129,000,000
121,000,000
8,000,000

KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
Utang Dagang
20,000,000
30,000,000
(10,000,000)
Utang Sewa
10,000,000
20,000,000
(10,000,000)
Utang Bank
40,000,000
60,000,000
(20,000,000)
TOTAL UTANG
70,000,000
110,000,000
(40,000,000)

EKUITAS
Modal
50,000,000
11,000,000
39,000,000
Prive
(10,000,000)
0
(10,000,000)
Laba/Rugi Periode ini
19,000,000
0
19,000,000
TOTAL EKUITAS
59,000,000
11,000,000
48,000,000
TOTAL KEWAJIBAN & EKUITAS
129,000,000
121,000,000
8,000,000

Pada kolom Net Change adalah selisih yang dihasilkan antara neraca tahun 2017 dengan neraca 2016.

- Kelompok Aktiva
Jika pada kolom Net Change bernilai positif (tidak minus) maka terjadi pengeluaran kas dan jika minus, maka terjadi penerimaan kas.
- Kelompok Pasiva
Jika pada kolom Net Change bernilai positif (tidak minus) maka terjadi penerimaan kas dan jika minus, maka terjadi pengeluaran kas.
d. Langkah 4: Melakukan Penyusunan Laporan Cash Flow
Berdasarkan dari laporan rugi laba serta perbandingan antara neraca tahun 2016 dengan 2017, maka kita sudah bisa untuk menyusun laporan cash flow.
- Arus Kas dari Kegiatan Bisnis (Operating Activities)
Berdasarkan data dari laba rugi tahun 2017 bahwa perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp19.000.000.
Berikut adalah contoh perhitungan arus kas dari kegiatan operasional bisnis.
Laba/Rugi Periode ini
19,000,000
Kenaikan Piutang Dagang
(4,000,000)
Kenaikan Cadangan Kerugian Piutang
200,000
Kenaikan Persediaan Barang
(4,000,000)
Penurunan Perlengkapan
1,000,000
Beban Penyusutan Kendaraan & Gedung
800,000
Penurunan Utang Dagang
(10,000,000)
Penurunan Utang sewa
(10,000,000)
Total
(7,000,000)

Pada contoh yang sedang dibahas didapati nilai pengurangan sebesar Rp7.000.000

- Arus Kas dari Kegiatan Investasi (Investing Activity)
Arus kas bertambah karena adanya penurunan nilai aset tetap, sedangkan arus kas berkurang karena adanya kenaikan aset tetap. Pada contoh soal di atas didapati hasilnya adalah arus kas berkurang sebesar Rp6.000.000.

- Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan (Financing Activities)
Untuk mendapatkan nilai Financing Activities dapat dilakukan dengan cara memindahkan angka pada kolom Net Change pada neraca tahun 2016 dan 2017 dari bagian kelompok Kewajiban Jangka Panjang dan Ekuitas. Untuk yang nilainya positif tetap biarkan saja dan yang nilainya negatif tetap biarkan negatif.

Penurunan Utang Bank
(20,000,000)
Kenaikan Modal
39,000,000
Penambahan Prive
(10,000,000)
Total
9,000,000

Kemudian jumlahkan semua nilainya, pada contoh di atas diperoleh penambahan kas senilai Rp9.000.000

- Total Kegiatan Kas (Total Cash Activities)
Untuk bisa mendapatkan nilai total kegiatan kas menggunakan perhitungan [Operating Activities + Investing Activities + Financing Activities], pada contoh di atas diperoleh hasil penurunan kas senilai Rp4.000.000.

- Saldo Awal Kas (Cash Begining Balance)
Saldo awal kas bisa diambil dari neraca pada tahun sebelumnya, pada contoh tersebut nilainya adalah Rp8.000.000.

- Saldo Kas Seharusnya (Expected Cash Ending Balance)
Saldo kas seharusnya bisa diperoleh dengan penjumlahan total aktivitas kas dengan saldo awal kas pada Neraca Tahun 2016, dari contoh tersebut didapatkan perhitungan Rp8.000.000 (kas neraca 2016) dikurang Rp4.000.000 (penurunan kas), sehingga didapatkan hasil senilai Rp4.000.000.

- Saldo Akhir Kenyataan (Actual Cash Ending Balance)
Saldo akhir kenyataan bisa didapatkan dari Neraca yang sedang berjalan, yaitu Neraca Tahun 2017. Pada contoh tersebut nilainya adalah Rp4.000.000.

- Selisih (Variance)
Jika perhitungan antara saldo kas yang seharusnya dikurangi dengan saldo akhir kenyataan adalah hasilnya 0, maka laporan cash flow sudah selesai.

PT Piatto Indonesia
Laporan Arus Kas
Tahun 2017
A
Arus Kas dari Kegiatan Operasional
(7,000,000)
B
Arus Kas dari Kegiatan Investasi
(6,000,000)
C
Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan
9,000,000
D
Total Aktivitas Kas (A+B+C)
(4,000,000)
E
Saldo Awal Kas (Dari Neraca 2016)
8,000,000
F
Saldo Kas Seharusnya (E+D)
4,000,000
G
Saldo Akhir Kenyataan (Dari Neraca 2017)
4,000,000
H
Selisih (F-G)
0

Demikianlah pembahasan mengenai cara membuat laporan cash flow dengan metode tidak langsung beserta contohnya. Untuk membantu dalam pembuatan laporan cash flow, Anda dapat menggunakan Jurnal. Dengan Jurnal, Anda tidak perlu lagi repot mengikuti langkah di atas untuk mendapatkan laporan arus kas atau cash flow. Pada Jurnal, Anda juga sudah dapat memilih metode langsung ataupun tidak langsung dalam pembuatan laporan arus kas.


Sumber : 


Comments

Popular posts from this blog

WAWASAN NUSANTARA DAN KETAHANAN NASIONAL

Perkembangan Penduduk Indonesia

ARSITEKTUR KOMPUTER